Shadow
Main Cast : Sehun, Yoona, Suho, Taeyeon (?)
Genre : sad, hurt, romance, flashback
Rating : 18+
Length : chapter
Desclaimer : murni dari pikiranku sendiri. Cast milik Tuhan dan orang tua mereka. Dilarang memPLAGIAT!
link poster : http://hsgseasondua.files.wordpress.com/2014/05/shadow2.png (ladyoong @HSG)
dung ding dong dung ding dongg... anyyeoongg!!! selamat datang di Part 2 dari ff ga jelas, aneh ini (maklum author amatiran yang pengen ngeksis bentar *abaikan) LET'S ENJOY!
nb : gak jelas, aneh, typo
okay! HAPPY READING para permirsah xD!
(all = Sehun pov)
“betapa ngerinya jika kau melakukan operasi, tanganmu pasti
penuh dengan darah”
“ne”
Gadis disampingku ini kembali memainkan gadgetnya, dia
seperti tidak penah berniat tanya lebih jauh tentangku.
“eotokke?” tanya noonaku paginya ketika kami sarapan, hanya
berempat, kedua orangtuaku berangkat ke Singapura setelah acara makan malam
kami tapi Baekhyun belum menampakkan dirinya
“ne, eotokke, oppa? Pasti dia cantik kan? Ahh... sayang aku
tak bisa ikut” kata Suli, nadanya dibuat sedikit kecewa
Aku hanya menatap mereka malas, “biasa saja”
“mwo? Dia sangat cantik noona, Suli, jangan percaya pada
Sehun hyung” celetuk Baekhyun yang entah kapan dia berada dibelakangku
Aku menatap mereka lagi dan meninggalkan mereka yang dengan
antusias menanyakan apa yang terjadi tadi malam.
“Dokter Oh!”
Yuri, itu pasti Yuri, “wae?”
“ada yang seseorang yang mencarimu”, aku memincingkan
mataku, “dia seorang yeoja, dok, apa dia yeojachingumu?”, aku tak menggubris
pertanyaan konyol itu dan pergi begitu saja
Dan benar saja dugaanku, Im YoonA, gadis ini sudah duduk
rapi dikursi pasien diruanganku. Aku hanya mendesah pelan, karena kau tau...dia
tetap memainkan tabnya
“ehemm...” desahku
See? Dia tak menoleh sedikitpun, “nona Im?” kataku lembut.
Omo? Apa ini? Kata-kata ini? Kenapa harus seperti ini
“ah... Sehun-ssi, mian” katanya sedikit menunduk dan
memasukkan tabnya kedalam tasnya
Aku menatapnya dengan kerutan yang pasti sangat jelas
dimatanya
“ahh... entah sedang bermimpi apa tetapi eommaku membawakan
ini untukmu” katanya sembari memberikan sebuah bungkusan
“ini jam makan siang bukan? nah... makanlah dengan lahap dan
pastikan makanan itu habis” katanya beranjak pergi
“kau sibuk?”
‘hoy! Oh Sehun! Bodoh! Apa yang kau lakukan kenapa kau
menanyakan hal itu?’
“aku? sedikit aku juga harus mengecek ulang tentang game
yang akan aku rancang” jawabnya tersenyum cuek
“kalau begitu temani aku makan”, aku mengambil bungkusan itu
dan meletakkannya dimeja tamu yang ada diruanganku. Dia? Hanya diam melongo
“kau yakin tuan Oh?” tanyanya ragu
“tentu, eommamu yang membuatkannya. Toh... aku juga tidak
akan habis jika aku makan sendirian”.
Aku berjalan-jalan mengitari rumah sakit ini, terutama
bagian ruang perawatan anak. Jika aku bersama mereka, aku bisa merasakan Taeng
berada dekat disampingku, Taeyeon gadis yang aku cintai
“oppa dokter!!”
“Sunhwa?” kataku tersenyum sembari memeluknya
“oppa dokter kemana saja? Aku rindu oppa dokter. Ohh... iya,
suster Yuri pernah mengatakan padaku jika oppa dokter sedang melakukan operasi,
aku ngeri oppa” celetuknya tersenyum senang
“tidak mengerikan, Sunhwa. Emm... apa cita-citamu?”
“aku ingin menjadi seorang guru, jadi aku bisa membagikan
ilmu yang aku punya kepada muridku” tawanya senang.
Dia anak yang gigih akan
semangat hidupnya, tapi, penyakitnya terus berjalan menggerogoti tubuh kecilnya
itu.
Aku berjalan gontai pagi ini, hari ini libur jadi aku bisa
bersantai sepuasnya tentu saja bukan dirumah, akan sangat menyebalkan mendengar
celotehan adik kembarku itu, noonaku? Dia menjemput suaminya yang baru saja
akan pulang dari L.A
“ne?”
“...”
“aku memang mengatakannya”
“...”
“dia menolak? Baguslah”
“...”
“ne”
“...”
“ne”
“...”
Aku terdiam
“...”
“terserah appa” jawabku akhirnya
Aku mematikan sambungan telepon itu.
Apa yang dia tanyakan?
Tentu saja tentang perjodohanku dengan gadis weird itu. Aneh sekali, appa
mengatakan bahwa dia menolak pertunangan denganku tapi? Appa mengatakan padaku
bahwa kami akan bertunangan 3 hari lagi? Konyol, pasti ada sedikit paksaan dari
pihak gadis itu
Kenapa aku menerima ini semua? padahal bayang-bayang Taeyeon
masih saja berputar-putar dikepalaku. Masa bodoh bukan? aku tak
memperdulikannya lagi.
Aku hanya menatap malas ruangan ini, dia sudah resmi menjadi
tunanganku tetapi aku tetap saja tak bisa melupakan Taeyeon tapi kami tak
berdekatan selama ini, setelah acara tukar cincin dia pergi begitu saja bersama
teman-temannya.
Aku? hanya sendirian duduk dikursi ini
Bodoh sekali kau menerima pertunangan ini! Jelas-jelas
diantara kalian saling menolak satu sama lain dan see? Dia bersama
teman-temannya, aku hanya menikmati kesendirianku
“hoy! Sehun!”
“Luhan?! Kris?!” kagetku, bagaimana bisa mereka ada disini?
“chukkae,bro” kata Kris menyalamiku, aku hanya diam menatap
mereka
“jangan katakan kau masih terbayang-bayang tentangnya?”
tebak Luhan
“bagaimana bisa kalian disini?”
“Soora noona mengundangku dan Kris”
“kenapa kau sendirian? Kemana tunanganmu?”
“bersenang-senang, lagipula aku sedang malas”
“ayolah Sehun, jangan kembali ke pribadimu yang semula”
tegur Kris
Kalian tak tahu? Duniaku seakan runtuh bersama perginya dia
dari kehidupanku
Aku hanya menundukkan kepalaku
“Sehun-ssi”
Aku mendongak menatap tunanganku yang berdiri didepanku,
“seseorang mencarimu”
“dia sedang bersama appamu” lanjutnya
“ohh... annyeong”, aku mendengarnya menyapa kedua sahabatku
itu, tapi aku tak memperdulikannya.
“Oh Sehun!” kata ajushiku dari Jepang sembari menepuk-nepuk
pundakku
“o genki desuka?” tanyanya tertawa
“genki desu” jawabku sekenanya sambil tersenyum singkat
“onii-chan, kemana tunanganmu?”
“dia...?”
Aku pikir dia mengikutiku dan ternyata dia sedang berbincang
dengan kedua sahabatku itu
“ehem...” desisku
“ada yang mencari kita berdua” kataku dingin
“ohh... aku permisi dulu Luhan oppa, Kris oppa” katanya
tersenyum
‘oppa? Apa-apaan? Bahkan dia tak memanggilku dengan sebutan
itu’ gerutuku
“wae?” tanyanya, aku hanya menggeleng.
Hidupku sekarang?
Tentu saja berjalan seperti biasanya, tak
ada pelangi yang menyinariku seperti dulu saat Taeyeon disampingku. Dia?
Aahh... sibuk seperti biasanya, kami jarang pergi bersama hanya kadang saja dia
datang kerumah sakit dan memberiku makan siang buatan eommanya
Dia tak bisa memasak? Entahlah, aku malas menanyakannya.
Sikap dinginku itu jauh lebih buruk daripada sebelumnya.
“eh? Sehun-ssi?” kaget Luhan dan Kris bersamaan ketika kami
pergi kesebuah cafe bersama
“kenapa kau tak menyuruhnya memanggil ‘oppa’?”
“ayolah Sehun, turunkan sedikit harga dirimu, aku tahu kau
ingin dia memanggilmu ‘oppa’ kan? Bukan Sehun-ssi, seperti rekan kerja saja” goda
Kris
Apa iya aku menginginkannya?
“kau harus bisa melepaskannya, Sehun, dia pasti ingin kau
melanjutkan hidupmu bukan terus terpuruk akan kesedihanmu”
“ahh... dia berkuliah di Harvard?”
Aku hanya mengangguk, “besok dia akan kembali ke Amerika?”
tanya Luhan yang sontak membuatku cukup terkejut
“molla” jawabku singkat
“he? Dia tak memberitahumu?” tanya Kris
“memang dia memberitahu kalian?”
Flash back
“ohh... annyeong” sapa
Yoona tersenyum
“annyeong” kata Luhan
dan Kris bersamaan
“Kris Wu imnida dan
ini Luhan Xi”
“Im Yoona imnida”
“aku tak percaya Sehun
akan cepat bertunangan”
“ini karena perjodohan
Kris-ssi” jawab Yoona tersenyum
“yaah... aku tahu”
“bagaimana dengan
Kris-ssi dan Luhan-ssi sendiri?” tanya Yoona
“Luhan sudah menikah, aku
masih bertunangan” jawab Kris disertai anggukan Yoona
“jangan panggil aku
Luhan-ssi, oppa saja, itu jauh lebih enak didengar” kata Luhan tertawa
“begitu juga denganku”
tambah Kris tersenyum
“kau berkuliah
dimana?”
“di Amerika”
“Harvard?” tanya
Luhan, Yoona hanya mengangguk
“dan 1 bulan lagi aku akan kembali kesana”
“tepatnya?” tanya
Luhan
“20 April, tentu saja”.
Flashback off
Aku tak habis pikir dengan yeoja ini, kenapa dia tidak
memberitahuku tetang kepulangannya besok tetapi malah memberitahu pada dua
orang yang baru dikenalnya
“hahahaha... Sehun...Sehun... kau tak berubah sedikitpun”
tawa mereka berdua
Memangnya apa yang harus diubah?
“pergilah, temui dia” kata Kris yang sontak membulatkan
mataku
“maksudmu?”
“pasti kau kaget bukan dengan berita yang tadi? Wajahmu
memang sangat datar, polos dan tanpa ekspresi tapi jangan salah kami mengenalmu
lebih baik dari semua orang kecuali orangtuamu tentu saja” jawab Kris sedikit
terkekeh
Ahh... memang benar, tatapan ku tak bisa menyembunyikan
sesuatu dari mereka
“apa yang kau tunggu?” tanya Luhan
“untuk apa aku menemuinya?” tanyaku tiba-tiba, bayangan masa
laluku kembali begitu saja
“karna dia tunanganmu Oh Sehun” jawab Luhan
Drrtt...drrrttt
“ne?”
“...”
“cafe”
“...”
“ne”
“aku pergi dulu” kataku.
Apa benar dia akan kembali besok? Dia tak mengatakan apa-apa
padaku. Apa peduliku?
“wae?”, Yoona menatapku mengernyit
Aku mengangkat bahuku dan mengajaknya pergi. Eomma yang
menyuruhku membawanya berjalan-jalan, ingin menolak? Tentu saja satu jawaban,
aku malas berkomentar jadi aku iyakan saja. Aku tak tahu harus membawa dia
kemana karena aku memang tak pernah pergi ketempat-tempat hiburan di Seoul. Hening
sekali dalam mobil ini, dia? Entah sejak kapan handphonenya itu sudah
bertengger ditangannya
“kita mau kemana?” tanyanya tak lepas dari pandangan
handphonennya
Tuhan!! Kemarin dia menggunakan tabnya sekarang handphone
andoridnya, begitu tergilakah pada game
“dunno” jawabku singkat
“Lotte World”
“maksudmu?” tanyaku tak mengerti
“kita kesana saja, aku ingin tahu seperti apa Lotte World
itu yang aku tahu hanya Universal Studio di Singapura” jawabnya sama sekali tak
nyambung dengan Lotte World
Aku masih sedikit aneh dengan gadis ini, kadang dia terlihat
bersemangat, antusias kadang juga dia terlihat cuek, dingin, acuh tak acuh
“dimana Lotte World?” tanyaku akhirnya
“sepertinya di Jamsil-dong, Seoul” katanya acuh
Aku hanya menyetir mobilku kearah Jamsil-dong, entah apa
yang meracuniku aku hanya menurutinya.
“ayo bermain ice skating, Sehun-ssi” katanya bersemangat
ketika melihat halaman ice skating terbentang luas didepannya
“molla” jawabku pelan
“mwo? Jinja”, tiba-tiba saja dia menarikku dan memberiku
sepasang sepatu seluncur
Dan tanganku tergerak lagi memakai sepatu itu, jujur ini
kali pertamanya aku datang kemari dan ini kali pertamanya aku bermain ice
skating
Ketika di arena aku hanya meluncur dipinggir sambil
berpegangang, dia? Tentu saja sudah meluncur kesana kemari tapi tak ada senyum
diwajahnya sedikitpun. Apa dia sedang ada masalah?
“Sehun!!”
Ahh... itu pasti Victoria, sunbaeku dulu sewaktu SMA dan
salah satu sunbaeku yang menyatakan bahwa dia mencintaiku. Omong kosong!
Aku hanya menatapnya diam, “hei, apa kabar?” tanyanya ramah,
“baik” singkatku, “sendirian saja?” tanyanya, aku hanya diam memandanginya,
“ohh... sendirian, kita sama dong” katanya ceria
“aku bersama—tunanganku”
kataku akhirnya, “mwo?! Nuguya? Gadis kecilmu itu kan sudah mati” cibir
Victoria
Aku sedikit marah dia mengatai Taeyeon seperti itu tapi aku
harus tetap bersikap dingin seolah tak peduli, “memang bukan dia” jawabku
datar.
Jika saja dia laki-laki aku akan menghanjarnya disini tapi sayang, dia
adalah yeoja dan aku tak mungkin melakukan itu
“lalu?”
Kemana dia? Kenapa dia tak kemari dan melepaskanku dari
sunbae ini?
Aku sedikit memutar bola mataku untuk mencarinya, tapi dia
tidak ada
“kau bohong, eoh? Hahaha” tawa Victoria “seharusnya dulu kau
tak menolakku, Sehun-ah padahal jelas-jelas aku jauh lebih cantik dari dia”
lanjutnya
Aku menatap muak yeoja yang ada didepanku ini, “aku tidak
bohong”
“lalu kemana tunanganmu?” selidik Victoria tetap memaksaku
Hey yeoja bodoh dimana kau?!
“mian...he” katanya tersenggal, “ini” kata seseorang sembari
menyerahkan botol air mineral padaku
“nuguya?” selidik Victoria
“eh?” tanyanya kebingungan
“dia tunanganku dan dia lebih cantik darimu”
TBC
gimana the next partnya? sumpah ini gaje, benar nggak? :3
ingat jangan MEMPLAGIAT! jika ada kesamaan unsur cerita, itu merupakan KETIDAKSENGAJAAN! be patient!
next part? aku pikirn dulu dan gamsahamnida udah mampir :) :) :)
*jangan lupa comment ;)
Hallo q readers baru.
BalasHapusDi lanjut ya thor.
Ff nya keren
:)