Minggu, 18 Mei 2014

MOONLIGHT


Moonlight








link poster : http://hsgseasondua.files.wordpress.com/2014/05/moonlight-2.png




Main cast : Oh Sehun, Im YoonA, Xi Luhan


Genre : sad, angst, friendship, hurt


Length : oneshoot


Rating : PG 15+


Desclaimer : murni dari pikiranku sendiri. dilarang keras MEMPLAGIAT!


cerita ini terinspirasi dari lagunya EXO-Moonlight. aku saranin waktu baca sekalian dengerin lagunya (itupun kalau kalian mampir ke blogku kekeke).


caution : jika kalian bukan seorang YoonAddict atau Whirlwinds jangan BACA! DON'T BASH! kalau awal emang udah nggak suka sama couple ini jangan paksa buat baca!

nb : typo, nggak jelas, nggak ngefell

oke langsung aja........ HAPPY READING!!







Sehun pov

Gadis itu...gadis yang mencuri perhatianku sejak 5 tahun yang lalu. Gadis yang selalu menemaniku kemanapun aku pergi, gadis yang menangis didepanku, gadis yang sering merengek didepanku. Umur kami berbeda jauh, umurku 24 tahun dan dia 28 tahun, aku 4 tahun lebih muda darinya, bisa saja kalian sebut dia noonaku tapi dia bukan noonaku, dia sahabatku. Aniya! Dia orang yang mengisi hatiku sejak pertama kali aku bertemu dengannya malam itu.

Dia mengisi hari-hariku setiap hari bahkan jika bisa dibilang dia adalah sinar dalam hidupku tak pernah seharipun di handphoneku tak tertera namanya, entah itu sebuah pesan singkat atau bahkan telepon.

“Sehun, kau dimana? Kau berkata akan makan siang bersamaku? Kau lupa eoh?”

“aku tak akan lupa noona, aku selesaikan pekerjaanku sedikit lagi. Aku tak akan lama” kataku tersenyum mendengar suaranya.

Hanya dengan mendengar suaranya yang seperti itu saja membuatku sangat senang bahkan jantungku terus berdegup kencang karenanya tapi akhir-akhir ini aku jarang mendapat kabar darinya. Jarang ada pesan singkat maupun telepon darinya lagi. Ada apa dengannya? Apa dia sudah melupakanku?

“Yoong noona? Sedang sibuk?”

“aniya, wae Sehun?” tanyanya lembut

“bisakah kita bertemu, aku rindu denganmu noona-ya” kataku bernada cemas

“tentu saja Sehun, ditempat biasa ne?”.

Aku melihatnya dari kejauhan, dia tampak sumringah. Aniyo, dia memang selalu tampak sumringah apapun yang terjadi

“annyeong, Sehun, lama tak bertemu” sapanya

Senyumannya tak pernah lepas dari bibir indahnya, sorot matanya yang indah, wajahnya yang sangat alami bahkan warna kulitnya yang tak sepucat milikku

“Sehun? melamun?”

“bagaimana kabar noona? Noona jarang menghubungiku akhir-akhir ini”

“hehehe... mianhe, pekerjaan dikantor sangat banyak itu membuatku benar-benar lelah bahkan handphoneku sering lowbatt karena aku hampir tak pernah mengisinya” terangnya tetap tersenyum

“aku kira kau menjauhiku, noona” jawabku, “untuk apa? Kau seseorang yang terbaik yang pernah aku temui” katanya tetap tersenyum, aku hanya mengangguk

Seperti beribu-ribu bunga yang menyeruak masuk kedalam hatiku, jantungku terus berdegup, aku hampir tak bisa mengatakan apapun padanya

“ah... Sehun, aku ingin memberitahumu sesuatu” katanya menatapku tersenyum antusias

“apa?”

“Luhan oppa, namja yang pernah aku ceritakan padamu. Dia sekarang sudah menjadi namjachinguku, kami sudah berhubungan 5 bulan yang lalu. Wooaahh... aku senang sekali, dia namja yang baik meskipun dia agak menyebalkan. Ahh... mianhe Sehun, aku tak menceritakannya padamu” terangnya

Tadi bunga itu baru saja menyerbu seluruh hatiku tapi sekarang? Berjuta-juta samurai terasa menusuk jantungku, aku tercekat, mataku sedikit memanas, aku meremas serbet yang tadi aku pegang untuk membersihkan tanganku. Aku masih tetap menatapnya diam, marah, sedih, kecewa, hancur, sakit hati.

“Sehun? gwenchana?” tanyanya khawatir mendengar perubahan dari sikapku

Bodoh! Kau lupa kedokmu, Oh Sehun?

“gwenchana. Chukkae noona, akhirnya kau bisa bersama namja bernama Luhan itu” kataku akhirnya
Aku melihatnya, senyuman diwajahnya sedikit hilang ketika menatapku. Jangan lakukan itu noona, aku tak ingin terlalu jauh untuk jatuh padamu.

Author pov

Seminggu berlalu...

Seorang namja berjalan pelan, dia meninggalkan mobilnya memilih menaiki bus untuk kembali kerumahnya.
 “noona?” lirihnya ketika dirinya mendapati seorang wanita telah duduk dengan menekuk lututnya dan membenamkan wajahnya didepan halte bus

Namja itu Sehun, dia berlari menghampiri wanita itu

“noona, gwenchana?” tanyanya khawatir

“Sehun-ah” kata wanita itu terisak menatap Sehun, wajahnya bengkak

“waeyo noona? Ada masalah apa dengan—Luhan?”

“molla, dia tiba-tiba marah padaku dan mengusirku” jawabnya tetap terisak

Sehun melepas mantelnya memakaikan pada gadis didepannya ini. Bagaimana bisa dicuaca hampir sedingin ini wanita ini malah duduk terlungkup dengan kaos tipis

“kenapa noona keluar dengan pakaian seperti ini?”, tapi wanita itu hanya menggeleng

“uljima, uljima Yoona noona” kata Sehun menangkan wanita itu

Sehun mengusap-usap tangannya dan menempelkan pada wajah wanita didepannya

“hangat” lirihnya, “kita kerumahku dulu ne, noona?”.

Sehun pov

Aku tak mungkin membiarkan dia sendirian dengan cuaca seperti ini.

Dia menangis tapi itu untuk Luhan bukan untukku.

“noona sekarang tidurlah” kataku lembut

“kau sendiri?” tanyanya

“aku akan tidur disofa”

“aniya, tidurlah disampingku”, aku terdiam mendengarnya

“gwenchana, kau saengku, meskipun kita tak ada hubungan darah tapi aku sudah menganggapmu sebagai saengku sendiri” lanjutnya sedikit tersenyum

Saeng? Saeng? Hanya sebatas adik? Noona, tak tahukan kau perasaan ini sudah berbeda sejak pertama kali kita bertemu.

Dia tertidur disebelahku, bagaikan seorang malaikat cantik yang sangat menikmati alam bawah sadarnya.

Kau yang bermandikan cahaya bintang

Belum pernah aku melihat pemandangan secantik dirimu

Layaknya seperti sebuah lukisan

Disetiap akhir tatapanku yang selalu mengikutimu.

Aku terus mengitari setiap lekuk wajahnya. Aku sadar, aku tak mungkin memilikimu.

Sorot sinar matahari menyerang pandangan mataku, silau, sangat menyilaukan.
Kemana dia?

Wanita itu pergi, dia sudah pergi. Aku menemukan sebuah catatan kecil dimeja makanku

Sehun, gumawo, kau memberiku tempat, kau mau mendengarkanku bahkan kau membiarkanku menginap di apartementmu. Mianhe jika aku sangat merepotkanmu.
Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu, pastikan kau memakannya. Itu sedikit ucapan terimakasih dariku, selebihnya akan aku kembalikan jika aku bertemu dengamu lagi ^_^.

Mwo? Apa dia berencana tak menemuiku lagi?.

Sudah sore, aku menyetir mobilku, masih terasa terpuruk dengan pengakuan dari noonaku itu.

Noona, aku sangat mencintaimu, tak tahukah kau tentang hal itu?.

Aku melihatnya bersama kekasihnya, Luhan. Mereka sudah baikan ternyata. Ini alasanmu kau tak pernah mengirimi bahkan meneleponku lagi. Kenapa berubah noona?

Aku tak bisa terus-terusan melihat mereka, aku tak bisa. Hingga kuputuskan kembali ke apartementku.
Aku merebahkan diriku, memejamkan mataku. Aku merasa tertidur atau aku memang tertidur? Tapi ketika membuka mataku aku melihatnya dia didepanku menyinggungkan senyumannya, aku tak bisa menahan hatiku

“noona—” kata-kataku terputus

Aku berusaha meraihnya tapi sebuah tangan lain menyentuhnya terlebih dahulu dan kemudian bayangan itu menghilang begitu saja.

Sebuah tempat yang tak bisa aku sentuh

Sebuah tempat yang tak bisa aku tempati

Sebuah refleksi yang tenyata itu bukan kau

Ini kisah sedihku tentang cinta yang tak akan pernah bisa terpenuhi

Semakin aku mendekat, semakin rasa sakit itu menjalar

Kau sebuah bayangan yang menghantuiku.

Kau sedang memberi cobaan untukku Tuhan?.

Author pov

Lelaki itu berjalan lesu kekantornya, dia tak memiliki semangat lagi

Triinggg

Sebuah pesan singkat masuk kedalam handphonennya, dia tak berharap itu adalah wanita yang diidamkannya karena bagaimanapun juga wanita itu tak akan pernah mengiriminya pesan lagi

From : Yoongie noona

Good morning Sehun. have a great dayy^^
Makan siang bersama? Dicafe biasa ne?^^

Jantung lelaki itu terasa berhenti berdetak, dia berusaha menormalkan pandangan matanya. Apa itu benar dari wanita yang dicintainya?.

Lelaki itu berjalan dengan gagahnya, perasaan gembira tentu saja menyeruak kedalam dirinya

“annyeong, noona” kata Sehun tersenyum melihat wanitanya, “mianhe telat”

“tak apa” jawab Yoona tersenyum, seorang lelaki datang menghampiri mereka

“Sehun, kenalkan ini Luhan dan Luhan oppa ini Sehun, yang sering aku ceritakan” kata Yoona memperkenalkan kedua namja itu

“annyeong, Xi Luhan imnida, kau bisa memanggilku Luhan” kata Luhan tersenyum

“Oh Sehun imnida, panggil saja Sehun” jawab Sehun pelan

Mereka makan bersama, tapi ini berbeda, mereka tak hanya berdua melainkan bertiga, dengan Luhan kekasih Yoona.

Sehun pov

Aku benar-benar miris menatap mereka berdua, mereka tak memperlihatkan keromantisan mereka tetapi tetap saja aku sakit melihatnya.

Noona, tak bisakah kau melihat kemari walaupun hanya sedetik saja?.

1 bulan kemudian

Hari-hariku berjalan seperti biasanya, wanita itu selalu terngiang dikepalaku, sudah lama aku tak bertemu dengannya

Dia, hanya dia... berhentilah, berhenti, berhenti

Hanya dia... berhentilah, jebal, berhenti, berhenti

Aku terus meneriakimu seperti ini

Jangan mendekat sayang, aku takut kedua sayapmu akan basah.

“noona, waeyo?” tanyaku ketika mendapatinya didepan pintu apartementku, wajahnya seperti dulu

“ada masalah dengan Luhan?” tebakku dan dia mengangguk

“aku melihatnya dengan wanita lain—aku marah padanya—ternyata wanita itu—itu—sepupunya” katanya terisak

Aku menghela nafasku, “noona sangat mencintai Luhan hyung?”, dia hanya mengangguk

Aku menarik wanita ini kedalam pelukanku, sungguh aku rindu dengan kehangatan pelukan ini, aku rindu wangi rambut dan parfum yang menempel pada tubuhnya.

Noona, saranghae

Yoona, aku mencintaimu

Im Yoon Ah, I love you

Yoongie, saranghae...saranghae!!

Tak peduli sebanyak apapun aku berteriak

Kau tak akan pernah bisa mendengarkanku (aku mengatakannya dalam hatiku)

Kau kembali jatuh dalam pelukannya

Hentikan, hatimu butuh istirahat

Jangan kau terus menangis

Aku tahu kau menyembunyikan kesedihanmu yang lain

Kau tak menceritakannya padaku

Hentikan, jangan menangis

Hatiku hancur menjadi kepingan saat melihatmu seperti ini.

Aku membiarkannya lagi menginap diapartementku. Bagaimana bisa aku tidur satu ranjang dengan seorang wanita yang sudah memilki namjachingu? Tapi itu tak akan menjadi masalah baginya sebab, aku hanyalah adiknya. ADIKNYA.

Aku terbangun, dia tak ada disampingku, meninggalkan secarik kertas yang aku yakini itu pesan darinya untuk berterimakasih.

Aku memandang nanar kertas itu, terasa hunusan pedang saat itu sedang menusuk pelan jantungku.

Apa aku salah jika mencintaimu noona?

Apa aku salah jika perasaan ini untukmu?

Jawablah noona!!

Lihatlah aku noona, kumohon.

Aniya, aku tidak menangis, aku terlalu lelah untuk menangis, aku hanya menatap sendu.

Author pov

“annyeong Sehun, bagaimana kabarmu?”

“gwenchana, noona sendiri?”

“seperti biasa, apa aku mengganggumu?”

“aniya”

“kau tahu, aku rindu ketika aku menelponmu seperti ini”

“apa Luhan hyung nanti tidak marah?”

“marah? Tentu saja tidak, jika sampai dia marah, aku akan memutuskannya”

“maksud noona?”

“kau saengku, ingat? Jadi aku akan lebih memilihmu dibandingkan dengan Luhan oppa”

Dia terhenyak, ‘aku bahkan bukan adik kandungmu’ batinnya nanar“Sehun? kau masih berada disitu bukan? apa—kau tak mau menjadi adikku?” tanyanya cemas

“aniyo, aku mau”

‘Andwe, andwe, aku tidak mau menjadi saengmu! Noona jebal, dengarkan teriakan hatiku!!’ teriaknya

“syukurlah, aku tutup dulu, ne? Kepala memanggilku. Annyeong!”

Tutt

Namja itu mendesah melempar handponennya kasar kemeja didepannya

“waeyo, tuan Oh?” rekan satu kantornya, Baekhyun

“gwenchana” jawabnya cuek.

Sehun pov

Dan hari ini terulang lagi, aku melihatnya bukan dihalte bus atau didepan pintu apartementku seperti dulu melainkan ditaman tempat aku dan dia biasanya menghabiskan jatah liburan kami saat kerja

“Yoongie” panggilku pelan, dia menatapku mengusap seluruh wajahnya yang memerah dan berair karena menangis

“Sehun, bagaimana kau bisa sampai disini?” tanyanya berusaha bersikap normal didepanku

Ayolah noona, aku mengenalmu

“aku selalu lewat sini” jawabku, “gwenchana?” tanyaku khawatir

Dia tersenyum, dia mencoba tersenyum seperti biasanya, “gwenchana” jawabnya

Jangan menutupinya dariku noona, aku tahu kau sedang ada masalah dengan namjamu itu

“datanglah padaku kapanpun kau mau, noona, aku akan selalu ada untukmu”

“aku menyusahkanmu berkali-kali Sehun, andwe”

“gwenchana, bukankah kau noonaku?” tanyaku terpaksa. Ne, aku sangat terpaksa ketika mengatakannya

Kau tersenyum sakit padaku seakan tak ada apapun yang terjadi

Tapi aku tahu, bahu kecilmu bergetar

Dengan lembut aku berkata

Kau bisa datang padaku dan beristirahat

Ketika pagi menyapa kau bisa kembali terbang menuju bulanmu.

Author pov

Lelaki itu berdiam diri diapartementnya, hidupnya terasa sangat kacau, tak ada pelangi yang mengawasinya setiap hari

“noona”

“waeyo Sehun?” tanya wanita dari sebrang lembut

“bolehkah kau mengatakan sesuatu?”

katakan saja, aku selalu mendengarkanmu”

“bagaimana kabarmu dan Luhan hyung?”

“kami masih baik-baik saja”, terdengar nada bahagia dari sang wanita

“syukurlah”

“kau ingin mengatakan itu?”

“noona, aku—aku mencintaimu noona”

“...”

“aku tahu noona ini salah”.

Tuttt...tuutt...tutt

“Sehun! Sehun-ah!!” seorang wanita tampak sibuk berteriak dan menekan-nekan tombol hanphonenya

1 message

From : Oh Sehun
Noona, aku mencintaimu sungguh.

1 message

From : Oh Sehun
Tak apa bukan noona? Jika aku mati sekarang, aku tak bisa bertahan terus-menerus noona.

Wanita itu terhenyak menerima pesan dari namja bernama Sehun, dia berlari menyambar mantel, tas dan kunci mobilnya

‘Sehun, andwe, tunggu sebentar, kumohon Sehun jangan berbuat macam-macam’ batin wanita itu, dia terus menangis dalam mobil yang dikendarainya.

Braaakkk

“Sehun!!”

“Sehun!! dimana kau!! Sehun!!! jawab aku, kumohon” suaranya semakin mengecil

Apartement Sehun rapi tak berantakan sedikitpun.

Yoona pov

‘Tuhan, eodiga? Dimana dia, Tuhan? Jebal, tolong selamatkan dia Tuhan’ aku terus berdoa

Aku melihatnya!

“Sehun! Sehun” panggilku menggoncangkan tubuhnya

Dia membuka matanya perlahan

“noona, saranghae” katanya tersenyum padaku dan sebuah cairah berwarna merah keluar dari pergelangan tangan sebelah kirinya

“andwee!!!!!”.

Author pov

Sebuah tempat yang tak bisa aku sentuh

Sebuah tempat yang tak bisa aku tempati

Aku hanya bisa memandangmu

Membayangkan kau selalu berada didekatku ketika tidur

Itu sudah cukup, cukup

Ini kisah sedihku tentang cinta yang tak terpenuhi

Hanya dia, dia... berhentilah, berhenti, kumohon

Dia pergi ketika sinar bulan mulai tertutup oleh awan hitam.


THE END




okayy, selesaii!!! gimana menurut kalian? gaje? aneh? straight? jujur aja ini pertama kalinya aku ngepost ff buatanku. COMENTnya jangan lupa yaa...buat yang nggak sengaja udah ngeluangin waktu buat mampir ke blogku :D

TERIMA KASIH udah mampir!!
TERIMA KASIH udah baca!!
TERIMA KASIH READERSS!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sehun

Sehun

YoonA

YoonA