Jumat, 30 Mei 2014

LEAVING (FICLET)

Leaving




Main Cast : Im YoonA, Xi Luhan, Seo Joo Hyun


Genre : sad, hurt, angst *mungkin, happy *dikit


Rating : 15+


Length : Ficlet


Desclaimer : murni dari pikiranku sendiri. Cast milik Tuhan dan orang tua mereka. Dilarang memPLAGIAT!


link poster : https://wyfnexokingdom.files.wordpress.com/2014/05/leaving-fumi-nakamuras-req-copy.png?w=400&h=533 Pinkfairy @ EXO Kingdom Fanfiction


annyeonghaseoo!! dateng lagi FF baru dari author Fumi *kekeke. ini FF terinspirasi dari lagunya Westlife-Leaving *maklum penggemar beratnya xD*. mungkin agak beda dikit tapi hampir mirip lah atau emang bener-bener mirip. eh? taulah ya xD


nb : gak jelas, aneh, typo



langsung aja! *gausah peduliin omongan diatas* HAPPY READING, jangan LUPA COMENT dan gamsahanida udah mampir :)



(all=Luhan's pov)




Flashback

“oppa”




“Yoong” panggilku tercekat

Aku mendekatinya, “aku—”

“cu—cukup oppa” potongnya langsung pergi meninggalkanku

“oppa” panggil suara yang lain, aku menatapnya sekilas dan langsung meninggalkannya

“oppa!!!” teriaknya, aku tak menggubrisnya dan tetap mengejar Yoona

“Yoong!!”

“YOONAA!!!”



Flashback off

Aku menatap jam dinding yang tertempel rapi didinding apartementku, sejak terakhir saat itu dan sejak terakhir kau menghubungiku.

Ini sudah larut dan aku tak bisa memejamkan mataku dengan tenang.

Aku terduduk dipojok ruangan apartemenku, menatap bulan sabit terang yang begitu menawan.

Ada sesuatu yang lain. Ada sesuatu yang berbeda. Kenapa kita harus berpisah secepat ini?

Seandainya aku lebih bisa menahan perasaanku. Seandainya aku bisa lebih memahamimu. Seandainya aku bisa lebih mengerti tentangmu. Seandainya aku tak goyah dalam perasaan dan perhatian yang dia berikan padaku.

Aku masih bisa memilikimu hingga saat ini, menatapmu, mengelus puncak rambutmu bahkan melumat bibir indahmu yang aku tahu itu hanya akan menjadi milikku.

Apakah aku benar-benar akan kehilanganmu malam ini? Dan untuk malam-malam selanjutnya?.


09.00 KST

Aku berjalan pelan, tak ada niatku untuk bersiap pergi kekantor. Aku malas, aku ingin menenangkan pikiranku sejenak

“Yoona” gumamku pelan

Kaki ini tergerak mendekatinya tapi—seseorang yang lain tengah berjalan mensejajari langkahnya dan mereka tertawa

Apa senyuman itu kau berikan pada semua orang? apa aku terlalu percaya diri mengatakan bahwa senyumanmu itu hanya untukku?

Maafkan aku Tuhan dan maafkan aku Yoona. Aku menyesal.


17.00 KST

Aku duduk dihalte tempat dia biasanya menunggu bis

“annyeong, oppa”, aku menoleh malas, tentu aku tahu siapa suara ini

“apa yang kau lakukan disini?” tanyaku dingin

“tadi aku melihatmu jadi aku ingin—”

“pergilah” potongku cepat, dia tak bergeming sama sekali dari tempatnya

“pergilah, Seohyun” ulangku

“wae? Apa kau takut dengan Yoona?” tanyanya polos

“aku tidak takut tapi aku masih mencintainya” jawabku

“lalu bagaimana denganku? Bagaimana dengan ucapanmu waktu itu?!”

“aku memang menyayangimu tapi aku sadar itu hanya karna aku menganggap kau adalah adikku” jelasku

“mwo?!”

“apa kau tak merasa bersalah dengan Yoona? Kau dekat dengannya”

Dia menghela nafasnya panjang, “aku lelah jika terus bersaing dengannya, bahkan orang yang dia cintai—”

“Seo, pergilah, aku benar-benar tak ingin membentak seorang wanita” potongku.

 “Yoona” gumamku

Dia berjalan pelan. Wajah itu? ayolah, Yoong, aku mengenalmu sudah hampir 4 tahun.

“annyeong, oppa, lama tidak bertemu” sapanya hangat seperti biasanya tetapi rasa canggung itu terasa
Dia tersenyum bahkan menurutku sangat manis dari biasanya

Tapi aku tahu, aku tahu kau pergi, aku tahu dari senyuman manismu saat ini, aku bisa saja mengatakan padamu bahwa kau menangis tapi kau tak akan mengubah pikiranmu sedikitpun

Jleg

Aku menoleh, tampak seorang lelaki berperawakan tinggi, berkulit pucat, berwajah lonjong, berambut coklat dan beriris hazel coklat mendekat kearah kami dan tersenyum

“mianhe, menunggu lama” katanya lembut dan mata lelaki itu beralih menatapku kaget

“gwenchana” aku mendengar lirihan itu, lirihan berisikan nada perih, sakit dan tertusuk sangat dalam

Apa itu karenaku?

“aku pergi dulu, oppa, jaga dirimu baik-baik” katanya tersenyum dan melenggang pergi menarik pergelangan tangan lelaki itu.

Aku menundukkan kepalaku dalam. Aku tahu itu ucapan selamat tinggal yang sangat dalam

Aku ingin menahanmu, memohonmu agar tidak pergi, memberiku kesempatan sekali lagi

Tapi aku tahu kau sudah mengubah pikiranmu. Yoong, aku mohon jangan pergi!

Kemana mesin waktu?

Kemana para malaikat yang selalu membantu?

Kenapa jarak antara selamat datang dan selamat tinggal sangat dekat?

Kenapa kita datang untuk hubungan selama ini dan kemudian kita tinggalkan atas sesuatu yang tak pernah ada jawaban darimu lagi?.

Aku kembali ke apartementku, menjalani hidupku seperti biasa dan lagi aku tak berniat untuk bekerja hari ini dan hari-hari selanjutnya. Aku lelah disetiap tubuhku, hingga akhirnya aku merebahkan diriku ke sofa sambil menikmati sekaleng soju yang aku ambil dari lemari pendingin.

Setiap kali aku bangun, aku hanya menatap jam sekilas dan kembali tidur. Aku malas melakukan apapun.

“hoooaaamm”, aku menatap jam dindingku kembali ‘sudah berapa lama aku tertidur? maksudku berapa hari’ batinku

Aku meraih handphoneku yang tak jauh dari tempatku bersandar

20 message 10 voice mail 15 call

‘ah...sudah 3 hari aku tak menyalakan handphoneku’ batinku nanar

Itu dari Suho (sahabatku), eomma, Sooyoung (sekertarisku) dan Seohyun. 

Bisakah aku berharap salah satu itu darimu Yoona?

Tiiitttttiiiittt

“Luhan! Apa yang terjadi? Kenapa kau tak bisa dihubungi?”

“tenanglah, Suho, aku baik-baik saja” jawabku lemas

“kau sedang sakit?”

“aniyo” jawabku tertahan, “Yoona?” tanyanya yang membuatku mendesah pelan

“Luhan, disini aku tak berniat menyalahkan siapapun” katanya tertahan, “itu sudah konsekuensi atas perbuatanmu sendiri, Lu. Lalu, bagaimana dengan Seohyun? Kau tak memperitungkannya dalam hatimu?”

“dia, Seohyun, dia tak mengisi hatiku, Suho. Aku baru menyadarinya, hanya Yoona” jawabku pelan

Dia mendesah kecewa, “kau mempermainkan perasaannya?” tanyanya terdengar seperti hujatan yang sangat dalam menusukku

“aku tak mempermainkannya Suho. Dia datang saat hubunganku dan Yoona sedikit mengalami keretakan, dia memberi perhatian padaku, bersikap sangat peduli padaku dan aku akui aku sangat suka akan hal itu tapi sikap cuek dan tak peduli Yoona, itu yang membuatku gila. Sikap gadis itu yang membuat jantungku terus berdetak, sesak bernafas, membuatku sangat overprotektif bahkan terlalu berlebihan padanya”

“aku merasa ingin selalu melindungi Yoona, Suho” jelasku

“sekarang jangan lihat dari sisi Yoona, lihatlah dari sisi Seohyun. Jika Yoona ada disisi Seohyun dan begitupula sebaliknya, apa kau akan melakukan hal yang sama?” tanyanya

“tergantung perasaanku memilih, siapa yang benar-benar aku cintai” jawabku

“tadi aku menelpon Yoona, dia—”

Ting tong!!

“baiklah, selesaikan masalahmu” kata Suho memutus telepon kami.

Aku mendekat dan mengecek siapa yang datang—Yoona?

Aku berdiri diambang pintu, membiarkannya membuka pintu untuknya sendiri. Dia tercengang melihatku, wajahnya. Dia—menangis.

Dia mengeratkan pegangan tangannya pada tasnya, “kau—sudah—baik-baik—saja?” tanyanya gugup

Aku ingin mendekat, memeluknya hangat, memeluknya, mengelus puncak kepalanya sama seperti dulu yang sering aku lakukan. Aku ingin selalu mendekapnya sekali lagi, sekali lagi

“Suho?” tanyaku dan dia hanya mengangguk pelan

“gwenchana, kau tak perlu datang kemari seperti ini, apalagi ini sudah hampir larut” kataku berusaha tersenyum, sama seperti yang dia lakukan sebelum-sebelumnya

“jaga kesehatanmu baik-baik, oppa. Aku—pergi dulu, annyeong” katanya gugup

“ingin aku antar?” tawarku, dia terdiam ditempatnya

“mianhe—oppa—aku bersama—Sehun” jawabnya menunduk

Blam

Perasaan itu muncul. Sakit.

Malam ini terulang lagi

Disini datang malam tanpa tidur

Disini datang air mataku akan menangis

Disinilah selamat tinggal terakhir kami sebelum dia benar-benar pergi menjauhiku dan kehidupanku yang masih terasa olehnya

Ini tidak bisa benar-benar terjadi.

Dan kembali, aku mendekap diriku dipojok ruangan apartementku, menyalahkan diriku sendiri atas kecerobohan yang aku lakukan. 

Berbahagialah bersama seseorang yang sekarang berada disampingmu, aku tahu kau bisa mencintainya lebih dari kau mencintaiku. Karna apapun seorang Oh Sehun jauh lebih sempurna dibandingkan denganku.





THE END




hohoho... eottoke? hassh... ini ff muncul waktu aku dengerin lagunya Westlife dan clingg jadilah FF ini xD

sekali lagi gamsahamnida kalau kalian mampir apalagi smp coment :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sehun

Sehun

YoonA

YoonA